Trip Melipir : Mencari Tempat Penitipan Barang
3:40:00 PM
Beberapa
bulan terakhir, mobilisasi seorang Nur Alfi Maula Devi tergolong cukup intens. Dari
yang rutinitasnya cuma berkisar di sekitaran kampus , kosan, Batu, tau – tau
bisa sampai nyebrang antar Provinsi bahkan sampai luar pulau. Gokil, Devi yang
terkenal mager dan harus serba well-planed
tiba – tiba bisa ke Jakarta demi ikut psikotes. Dulu pernah juga ke Bandung
demi ikut final lomba, tapi kan karena ada temennya jadi bebannya berasa di
bagi bareng – bareng. Lha ini sendirian. Gak masalah sih, cuma aku sendiri
kaget sama kemampuan diri sendiri dalam mengambil keputusan dan segala resiko
yang mungkin akan terjadi selama perjalanan. Semacam bodo amat yang udah mencapai
level 101 dari 100.
Selama
pergi sendirian, aku merasa harus memberikan tantangan ke diri sendiri untuk
melakukan hal baru. Sekecil apapun itu. Misalnya nih, aku belum pernah ke
Lamongan, tempat tinggal nenek sekaligus tempat dulu aku sekolah, pakai kereta.
Kalau pakai transportasi yang biasa, Lamongan – Malang pasti pakai bis. Cukup 3
jam duduk manis, pakai dua bis yang oper, sampai deh di Lamongan. Bosen lah, di
jalan pemandangannya tol sama tanggul lumpur lapindo melulu. Kalau naik kereta
kan lebih bervariasi pemandangan dan orangnya. Sumpah, percaya atau enggak,
keduanya berbeda lho. Maybe nanti aku bikin postingan khusus deh tentang itu.
Kembali
lagi ke tantangan, setiap pergi sendirian aku pasti mewajibkan ada sesi jalan –
jalan. Masa iya jauh – jauh ke tampat baru tapi diem aja di kamar karena capek.
Alesan aja sih ini hahaha. Disilah aku mulai tertantang untuk pergi ke tempat –
tempat baru by my self. Gak diantar
supir atau keluarga terdekat. Mau pakai transportasi online atau umum terserah.
Pokoknya harus pakai planning sendiri. Disinilah muncul masalah. Aku termasuk
orang yang males diribetin sama barang bawaan. Tas segede gaban rasa – rasanya bikin
punggung jadi kayak tempurung kura – kura kalau lagi jalan. Suka sungkan karena
pasti paling menonjol diantara orang – orang sehingga gak jarang jadi tontonan
umum. Disinilah akhirnya aku mulai mengerti arti penting dari penggunaan loker
atau tempat penitipan barang.
Setelah
mencoba mencari di internet, banyak tempat yang belum menyediakan fasilitas
penitipan. Biasanya sih fasilitas ini bisa kita temukan di tempat wisata, mall,
musholla, atau toilet. Itupun sekedar nitip aja, begitu selesai aktivitas kita
disana, kita wajib untuk mengambil barang kita kembali. Yang aku maksud disini,
tempat penitipan yang bisa kita titipin barang seharian sehingga kita bisa
bebas berjalan – jalan tanpa kepikiran barang bawaan kita. Kayaknya udah tiga
kali aku menggunakan fasilitas ini. Kalau dibikin cerita, mungkin akan begini:
- Pertama, di stasiun Gambir
Pertama
kali ide untuk nitipin barang tercetus karena 6 hari di Jakarta aku bawa tas
gunung yang panjang dan gede itu. Ntah apa aja yang dibawa waktu itu, tapi
pasti gak efisien lah. Aku dapat info penitipan ini dari Google. Cukup mudah
untuk dicari. Dari pintu masuk Gambir, kita cukup jalan ke arah pintu masuk
timur. Nanti jalan terus sampai ada Dunkin Donut, berhenti, dan coba tengok ke
arah kanan. Yang jelas tempatnya kecil, ada di deretan toilet, dan jual kartu
perdana. Kalau kalian menemukan ciri – ciri yang sama, kalian berada di tempat
yang benar. Untuk menitipkan barang disini, hitungannya per jam. Cukup taruh
tas, nanti bakal dikasih kunci untuk ambil. Waktu itu aku titip sekitar 6 jam,
biayanya sekitar Rp. 18.000,00.
- Kedua, di Stasiun Pasar Turi.
Dulunya
di stasiun ini memang ada loker penitipan. Tapi entah sejak kapan dia
menghilang. Padahal menurutku, fasilitas semacam ini perlu dipertahankan
mengingat fungsinya yang sangat bermanfaat. Emang dasar aku anaknya bebel, aku
tetap percaya kalau di stasiun ini ada penitipan. Akhirnya begitu kereta
berhenti, aku langsung tanya ke petugas di stasiun. Beliau mengarahkan aku
untuk langsung ke pos satpam yang letaknya ada di pintu keluar stasiun. Setelah
sampai di pos, terjadi perbincangan seperti ini :
“Bapak,
di stasiun ini apa ada tempat penitipan barang ?”
“Wah
nggak ada mbak… Tapi kalau mbak mau menitipkan disini, bisa kok mbak”
“Bener
pak ?”
“Iya
mbak, aman InsyaAllah.”
Waduh,
serba guna sekali pos ini. Akhirnya aku coba tanya biayanya berapa. Gak lucu
nanti begitu di ambil, ternyata aku kena biaya yang mahal banget. Dan tau
jawabannya apa ?
“Seikhlasnya
aja mbak, semampunya mbak berapa”
Ah,
gila. Baik juga nih bapak – bapak satpam. Akhirnya aku titipin tuh barang aku
disana, karena gak punya pilihan lain, sementara aku butuh keliling beberapa
tempat di Surabaya untuk cari buku yang waktu itu buat Skripsian. Lumayan lama
aku keliling – keliling, mungkin sekitar 5 jam. Aku sih kasih uang Rp.
15.000,00 karena bapak – bapak yang ngejagain banyak, sekitar 4 orang. Ya kali cuma
kasih 10 rebay. Makasih bapak – bapak di pos satpam. Ini saya tulis ceritanya
di internet biar makin banyak yang nitipin di tempat bapak. Hehe.
- Ketiga dan yang terakhir sejauh ini, di Kota Tua
Tempat
penitipan ini ada di dekat halte busway Kota Tua. Kalau kalian keluar halte,
kalian cukup ikutin aja jalan kebawah, sambil cari pos satpam. Nanti dari pos
satpam ada ruang menyusui, sebelahnya lagi ada toilet. Kalau kalian gak naik
busway, kalian bisa masuk dari pintu di dekat stasiun kota lama atau pintu masuk dekat Museum Bank
Mandiri. Nanti kalian cari toilet.
Di
toilet inilah tempat penitipan itu ada. Kalian cukup bilang ke penjaga toiletnya
kalau kalian mau menitipkan barang, bukan mau pipis atau mandi. Nanti bakalan
dikasih nomer sama penjaga toiletnya buat nanti kalian ambil barang. Lokernya
kecil sih. Gak segede yang di Gambir sampai koper bisa masuk. Kalau di sini, bahkan
koper cabin size aja gak bakalan masuk. Paling banter ya ransel. Ini yang
paling gila. Biayanya cukup Rp. 5.000,00 aja. Dan seharian kalian udah lari –
larian tanpa bawa barang. Gokil !
Pintu Masuk Stasiun Kota Tua |
Kira
– kira seperti itu ceritanya. Mungkin sedikit rangkuman biar bisa di- screen capture dan di lihat real time :
Sampai
jumpa di Trip Melipir selanjutnya!
2 Comment
hello,com
BalasHapusHai kak boleh sy tau dket mana lokernya ya biar lebih jelasnya yg dikota tua..
BalasHapus